Jumat, 08 Oktober 2010

TUGAS TPKI 4 "Mengomentari Isi Berita"

Perburuan Teroris

Dua Teroris Tewas di Tepi Sungai

Minggu, 3 Oktober 2010 | 11:16 WIB

Polisi menutupi jenazah salah satu tersangka yang tewas dalam baku tembak di perkebunan kelapa sawit Dusun III Pondok Sebrang, Desa Martebing, Kecamatan Dolok Masihul, Serdang Bedagai, Sumut Minggu (3/10/2010).

SERDANG BEDAGAI, KOMPAS.com — Kontak senjata antara pihak kepolisian dan sekelompok orang yang diduga teroris kembali menelan korban. Dua terduga teroris tewas di pinggir sungai di perkebunan sawit, Afdeling I, Desa Martebing Kecamatan Dolok Masiul, Serdang Bedagai, Minggu (3/10/2010).

Saat berita ini diturunkan, kontak senjata masih terjadi. "Jadi, saat melakukan penyisiran, Brimob mendapati satu teroris yang berada di sisi sungai dengan memegang granat. Disuruh menyerah tidak mau, akhirnya granat meledak dan dia tewas," ungkap wartawan Kompas, Muhammad Hilmi Faiq, yang berada di lokasi kontak senjata.

"Badannya hancur sebagian. Sekarang sudah diangkat badannya. Yang satu pun tewas, sudah mulai ditandu," kata Faiq.

Faiq pun mengungkapkan, puluhan anggota Polri saat ini terus melakukan penyerangan ke arah sungai. Selain itu, aparat pun sibuk mengusir warga yang menjadikan ajang baku tembak ini sebagai tontonan. "Ada perumahan warga di sekitar sini. Jarak dengan lokasi tembak-menembak antara 50 dan 100 meter saja. Demi keamanan mereka, warga disuruh mundur," kata Faiq lagi.

Sementara itu, wartawan Kompas, Andreas Maryoto, yang juga berada di lokasi mengungkapkan, ada penambahan pasukan dalam penyergapan tersebut. Warga yang semula diminta mundur malah semakin maju. "Jumlahnya ada ratusan. Kontak senjata terus terjadi," kata Maryoto

Satu Mayat Teroris Hancur Kena Granat

Minggu, 3 Oktober 2010 | 11:26 WIB

SERDANG BEDAGAI, KOMPAS.com — Perburuan teroris yang dilakukan aparat kepolisian di perkebunan sawit, Afdeling I, Desa Martebing, Kecamatan Dolok Masiul, Serdang Bedagai, Minggu (3/10/2010), telah dihentikan.

Upaya penyisiran yang sempat diwarnai dengan kontak senjata di dekat permukiman warga tersebut telah menewaskan dua terduga teroris dan satu orang menyerahkan diri.

"Saat ini aparat sudah mundur dan mulai mengosongkan senjata. Mereka berjajar menghadap warga untuk menahan laju warga yang ingin terus mendekat ke lokasi kejadian," ungkap wartawan Kompas, Muhammad Hilmi Faiq, yang berada di lokasi kejadian.


Faiq menggambarkan, mayat terduga teroris yang tewas telah diangkut dengan tandu. "Kondisi badannya sebagian hancur karena dia menolak menyerah dan malah meledakkan granat di tangannya saat dikepung oleh aparat. Hancur. Mungkin antara 10 dan 25 persen bagian badannya hancur," kata Faiq.
Sementara itu, satu lainnya tewas tak jauh dari jenazah pertama. "Jadi, perburuan hari ini ada dua yang tewas dan satu menyerahkan diri," kata Faiq.


Menurut Faiq, sambil mengosongkan senjata dan mundur dari lokasi kontak senjata, polisi kini menyusun barisan menghadap warga untuk menggiring ratusan orang itu menjauh dari lokasi. "Sejak tembak-menembak terjadi, warga enggan menuruti perintah polisi untuk menjauh," kata Faiq pula.

Selanjutnya, sebagian aparat lainnya tetap melakukan penyisiran di lokasi kontak senjata untuk mencari kemungkinan korban lain yang jatuh dalam peristiwa siang ini.

Lebih jauh, berdasarkan kesaksian wartawan Kompas, Andreas Maryoto, yang juga berada di lokasi kejadian, saat ini kedua mayat teroris sudah dimasukkan ke kantong jenazah dan diangkut dengan ambulans. "Kerumunan warga agak menyulitkan proses evakuasi kedua mayat ini," kata Maryoto. Desa Martebing Kecamatan Dolok Masiul, Serdang Bedagai, berjarak sekitar 80 kilometer dari Kota Medan, Sumatera Utara.


Nama : Suhendar TUGAS TPKI 4

NIM : 2009.1038

Semester : III B

TERORIS

Minggu-minggu sekarang, media massa sedang digencarkan dengan pemberitaan kasus teroris, hapir tiap harinya berita teroris menjadi berita utama setiap media massa, baik media massa yang berbentuk kertas, seperti Koran dan majalah maupun media masssa yang berbentuk multimedia, seperti TV dan intrnet. Seperti isi berita yang dikutip dari Kompas.Com, isinya memberitakan tentang terjadinya baku tembak antara anggota Brimob dengan sekelompok orang tak dikenal/teroris di Perkebunan kelapa sawit Dusun III, Pondok Sebrang, Desa Martebing, Kecamatan Dolok Masihul, Serdang Bedagai Sumut Minggu (3/10/2010). Final dari aksi itu orang yang tak dikenal itu tertembak oleh timah panas milik pasukan Brimob. Sebagian lagi ada yang menyerahkan diri kepihak Polisi dan ada satu orang yang nekat bunuh diri dengan memgang granat yang siap meledak.

Berita di atas adalah sebagian kecil dari beratus-ratus berita tetang teroris yang terjadi di Bumi Pertiwi Indonesia, dan hal ini dapat menggangu ketenangan masyarakat dan mereka merasa cemas dengan seringnya tejadi aksi terror itu. Dengan adanya aksi itu banyak masyarakat yang harus mengungsi bahkan mereka menjadi sasaran terror.

Kalau kita selidiki, mengenai aksi-aksi yang di klem kelakuan teroris ternyata pengertian teroris tidak sama dengan pemberitaan yang memenuhi telinga kita tiap harinya, namun, pengertian itu berbeda-beda karena akibat pengertian tentang teroris sudah terkontaminasi oleh kepentingan-kepentingan tertentu oleh pihak tertentu juga. Seperti ada yang mengartikan bahwa Teror atau Terorisme tidak selalu identik dengan kekerasan. Terorisme adalah puncak aksi kekerasan, terrorism is the apex of violence. Bisa saja kekerasan terjadi tanpa teror, tetapi tidak ada teror tanpa kekerasan. Terorisme tidak sama dengan intimidasi atau sabotase. Sasaran intimidasi dan sabotase umumnya langsung, sedangkan terorisme tidak. Korban tindakan Terorisme seringkali adalah orang yang tidak bersalah. Kaum teroris bermaksud ingin menciptakan sensasi agar masyarakat luas memperhatikan apa yang mereka perjuangkan. Tindakan teror tidaklah sama dengan vandalisme, yang motifnya merusak benda-benda fisik. Teror berbeda pula dengan mafia. Tindakan mafia menekankan omerta, tutup mulut, sebagai sumpah. Omerta merupakan bentuk ekstrem loyalitas dan solidaritas kelompok dalam menghadapi pihak lain, terutama penguasa. Berbeda dengan Yakuza atau mafia Cosa Nostra yang menekankan kode omerta, kaum teroris modern justru seringkali mengeluarkan pernyataan dan tuntutan. Mereka ingin menarik perhatian masyarakat luas dan memanfaatkan media massa untuk menyuarakan pesan perjuangannya.

Menurut Black’s Law Dictionary, Terorisme adalah kegiatan yang melibatkan unsur kekerasan atau yang menimbulkan efek bahaya bagi kehidupan manusia yang melanggar hukum pidana (Amerika atau negara bagian Amerika), yang jelas dimaksudkan untuk, mengintimidasi penduduk sipil, mempengaruhi kebijakan pemerintah, mempengaruhi penyelenggaraan negara dengan cara penculikan atau pembunuhan.

Menurut The Arab Convention on the Suppression of Terrorism , Terorisme adalah tindakan atau ancaman kekerasan apapun motif dan tujuannya, yang terjadi untuk menjalankan agenda tindak kejahatan individu atau kolektif, yang menyebabkan teror di tengah masyarakat, rasa takut dengan melukai mereka atau mengancam kehidupan, kebebasan, atau keselamatan atau bertujuan untuk menyebabkan kerusakan lingkungan atau harta publik maupun pribadi atau menguasai dan merampasnya atau bertujuan untuk mengancam sumber daya nasional.

Islam hari ini dipandang oleh banyak orang di Barat sebagai agama yang agresif yang mempromosikan terorisme. Sayangnya, hal yang sering terjadi bahwa pembunuhan orang-orang yang tidak berdosa, bom bunuh diri, dan kegiatan teroris ini dilakukan oleh orang-orang yang mengklaim dirinya sebagai Muslim, namun pada kenyataannya, tanggung jawab untuk tindakan-tindakan berbahaya seperti itu benar-benar bersandar dengan apa yang diajarkan para pemuka agama Islam, yang sungguh-sungguh keliru dalam pemahaman mereka tentang masalah jihad. Mereka menganggap pembunuhan manusia 'oleh pedang' sebagai kewajiban agama. Salah satu sumber masalah terorisme yang merebak sekarang ini adalah salah penafsiran atas ayat-ayat Quran yang sedemikian lama mengakar dalam beberapa gelintir umat. Kesalahan itu tidak kunjung diperbaiki hingga waktu yang lama hingga menimbulkan suatu doktrin yang mengakar kuat dan dianggap sebagai ajaran yang benar oleh orang yang menganutnya.

Peran pemerintah di berbagai negara yang mayoritas beragama islam, dimana ulama sangat berpengaruh luas adalah jelas. Pemerintah sangat bertanggungjawab atas merebaknya suatu ideologi yang membayakan keamanan, ketertiban, serta keselamatan warga negaranya masing-masing. Para alim ulama juga harus siring dan bekerja sama dengan pemerintah dan pemberantasan teroris. Masyarakat juga harus memberikan keleluasaan kepada pihak yang berwajib seperti anggota polisi dan jajarannya dalam memberantas teroris, jangan sampai menyembunyikan apabila kita mendapatinya. Jadi, agar permasalahan teroris cepat selesai itu harus bekerja sama antara pihak pemerintah, Ulama dan masayarakat biasa, semuanya terbuka dan memetingkan kepentingan masyarakat.

Tugas TPKI ini, tersusun dari beberapa paragraph, seperti paragraph 1-4 adalah paragraph deduktif dengan kalimat pokok/utama pada awal paragraph dan satu paragaraf yang induktif dengan kalimat pokok/utama ada di akhir paragraph. Tugas mengomentari berita ini ada yang tersusun dari paragraf argumentasi dan paragraph lainnya.

Minggu, 27 September 2009

akoeeee

hiDup butuH perJUangAn.....selamt b'juanglah...